Subhanallah. Sungguh atas kebesaran Allah Swt sajalah semua ini dapat terlaksana lebih cepat dari yang aku rencanakan. Semua umat muslim tentu mendambakan untuk menyempurnakan keislamannya pada rukun Islam kelima pergi haji ke Baitullah di Makkah Al Mukaromah.
Berawal dari kata-kata putraku kedua pada Ibundanya suatu saat, taktala keinginanku untuk mendaftarkan sekolah putraku pada Sekolah Islam Tawaqal di kawasan Renon Denpasar. "Ngapaiin sekolah ditempat mahal-mahal, mending uang Ibu ditabung untuk naik Haji", demikian sekelumit kalimat yang terlontar dari mulut putraku itu. Rupanya kalimat itu terngiang-ngiang ditelinga istriku sehingga diceritakan padaku. Sejenak aku terhenyak dan membuka kesadaranku untuk mencoba merenungkan kata-kata itu.
Sesungguhnya menurutku biaya disekolah itu tidak terlalu mahal dan masih terjangkau oleh keuangan keluarga. Kami sebagai orang tua tentu mengharapkan anak-anakku mendapat pendidikan yang baik yang sesuai dengan akidah keimananku dilingkungan yang kondusif. Namun tak urung kata-kata anakku itu menjadikan hatiku tergugah dan menyegarkan keinginanku kembali untuk segera dapat pergi menunaikan ibadah haji.
Pada akhirnya anakku tidak mau sekolah di SMP Tawaqal, memilih sekolah swasta lain yang menjadi pilihannya dimana teman-temannya banyak mendaftar disana. Perlu kami ceritakan pula bahwa putraku kedua ini termasuk anak yang gaul, mudah mencari teman dan cukup supel. Hampir semua anak-anak sebaya di komplek perumahanku mengenalnya, maklum anak band. Dia punya group band sendiri yang pernah manggung pada acara-acara di Banjar.
Seiring perjalanan waktu banyak terjadi insiden kecil yang menyebabkan ketidaknyamanan anakku sekolah di SMP swasta tersebut, sehingga terbetik keinginan untuk pindah sekolah.....
Belakangan hari-hari setelah sekolah cenderung dihabiskan dirumah, main komputer, PS atau nonton TV, tidak seperti biasanya yang selalu main keluar sama teman-temannya. Kalau ditanya kenapa kok tumben nggak main sama teman-temannya dijawabnya malas ah..
Istriku mencoba untuk membujuk agar sabar toh itu sekolah pilihan atas keinginan putraku sendiri, sambil menanyakan kira-kira mau pindah mana. Sebelumnya memang kami berencana untuk menyekolahkan saja kesalah satu pondok pesantren di Jawa, namun anakku tidak setuju.
Karena keinginan untuk pindah sekolah itu, istriku mencoba untuk menawarkan kembali pada anakku bagaimana kalau pindah Pondok pesantren saja.....Namun saat itu anakku belum langsung menyetujui tapi kelihatannya mulai mempertimbangkannya. Waktu berjalan terus sehingga tahun ajaran hampir berakhir dan bahkan sekolah swasta sudah mulai membuka pendaftaran penerimaan murid baru. Suatu siang anakku menyampaikan pada Ibundanya, yah bu pindah ke pesantren saja, tapi jangan di pesantrren yang di Jawa timur. Oke di Assalam saja ya, kan dekat dengan rumah Mbah, dan lagi Om-Omnya nanti kan bisa menjenguk gantian. Akhirnya anakku setuju. Hati kami menjadi lega akhirnya putraku mau masuk ke Pondok Pesantren. Segera Ibundanya mencari info pendaftaran. Sementara aku browsing diinternet mencari info detil perihal waktu pendaftaran dan lain-lain.
Sementara kesehatan Ibu mertua sudah agak lumayan, meskipun tetap secara berkala harus melakukan transfusi darah karena kadar HB selalu menurun, dan normal setelah dilakukan transfusi. Suatu saat Ibu mertua menyampaikan keinginan untuk berumrah kepada istriku : " Tik mbok Ibu derekno umroh". Memang selama ini Ibu mertua sudah mempunyai tabungan haji, tetapi belum cukup untuk mendapatkan nomor porsi antrean. "Bu, mbok sekalian haji saja" jawab istriku. Dari situlah akhirnya saya berkata kepada istri saya, ma sudahlah uang tabungan yg ada kita daftarkan ke tabungan haji sekalian menambah tabungan ibu(dibantu juga oleh adik ipar) sehingga mencapai minimal untuk mendapat antrean porsi haji.
Karena tabungan haji ibu dibuka di Jateng maka agar kami dapat mendampingi Ibu dalam satu kloter maka kami memutuskan untuk mendaftarkan lewat Jawa Tengah. Harapannya mungkin antrean tidak terlalu panjang sehingga dalam 1-2 tahun dapat berangkat. Kalau daftar di Bali kemungkinan akan menunggu hingga 3-5 tahun karena pendaftar sudah banyak sementara kuota kecil.
Segera aku hubungi adik iparku yang di Salatiga untuk mengurus pendaftaran ke Depag. Alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kami bertiga mendapat nomor antrian porsi haji, dan bersyukurnya lagi Insya Allah dapat berangkat musim haji tahun 2008 karena dapat mendaftar awal dan masih memenuhi kuota Kabupaten.
Kondisi Ibu mertua masih saja belum stabil masih harus keluar masuk rumah sakit untuk transfusi. Disamping juga diupayakan berobat secara alternatif. Sambil senantiasa membesarkan hati Ibu agar cepat sehat sehingga nanti dapat menunaikan haji yang insya Allah dapat berangkat tahun 2008.
Maret 2008. Kondisi Ibu mertua sudah lumayan sudah dapat berjalan-jalan dan bahkan merencanakan untuk pulang dulu ke Sugihan untuk mengurus perpanjangan Surat Kuasa penerima Pensiun sekalian mempersiapkan foto untuk Paspor Haji. Sebenarnya kami sudah mengingatkan Ibu untuk banyak istirahat dulu kalau bisa tidak melakukan perjalanan jauh dulu, apalagi naik bus selama semalam. Tapi rupanya Ibu sudah kangen nengok kampung sekalian ingin mengurus pensiun. Akhirnya kami tidak dapat menahan keinginan Ibu untuk nengok kampung. Harapan kami setelah urusan selesai dapat segera kembali lagi ke Bali.
Selama Ibu mertua di Kampung kami senantiasa monitor perkembangan kondisi kesehatannya. sampai suatu saat kondisi drop lagi dan harus masuk rumahsakit lagi di RST Salatiga. Selama kurang lebih seminggu tidak ada perkembangan berarti sehingga disarankan untuk rujuk ke RS Kariadi di Semarang.
Karena ada libur dua hari (Hari Maulid Nabi dan wafat Isa almasih) maka aku ambil cuti 3 hari sehingga dapat libur seminggu dan pulang ke Bali. Selama berada di Bali kami terus monitor perkembangan kesehatan Ibu. Belum stabil masih naik turun kondisi kesehatnnya.
Dalam rangka memeriahkan Maulid Nabi kelompok Pengajian di Komplek perumahan Green Kori telah merencanakan acara diluar yaitu di Kebon Raya Bedugul. Sebagai Ketua Pengajian ibu-ibu, istriku cukup sibuk dan banyak terlibat dalam acara tersebut. Sampai pada suatu malam tanggal 18 Maret mendapat kabar dari Semarang bahwa kondisi kesehatan ibu sangat menurun. Tanggal 19 Maret 2008 istriku masih sempat telepon Ibu untuk membesarkan hati Ibu agar cepat sembuh dan membimbing untuk banyak Istighfar, Insya Allah Besok kami akan berangkat ke Semarang. Rencananya kami sekeluarga akan ke Semarang untuk menjenguk Ibu, tapi karena tgl 20 Maret ada acara, istriku kurang enak jika meninggalkan acara tsb sehingga setelah acara tsb akan langsung berangkat Ke Semarang.
Kamis pagi 20 Maret kami dan adik sekeluarga berangkat ke Bedugul untuk menghadiri acara kebersamaan Pengajian Keluarga besar Muslim Green Kori. Dalam perjalanan ke Bedugul sebenarnya sudah ada tanda-tanda, tapi kami tidak menyadarinya sama sekali, karena tiba-tiba temperatur mesin panas, radiator airnya berkurang sehingga mobil berhenti sejenak untuk mendinginkan mesin dan menambah air radiator. Kami coba lihat kekolong mobil apa ada kebocoran pipa radiator, dilihat tidak ada kebocoran. Setelah temperatur mesin turun mencoba jalan lagi, tapi baru jalan beberapa km temperatur mesin naik lagi sehingga berhenti lagi. Karena tidak ada air disekitar kanan kiri jalan sehingga diisi dengan Aqua yg sedianya untuk konsumsi acara. Karena waktu sudah Pkl 09.00 sesuai acara harus dimulai maka istri saya ikutan mobil teman lain duluan untuk segera membuka acara. Sementara kami dan adik sekeluarga istirahat menunggu temperatur mesin mobil biar normal dulu. Tak seberapa lama akhirnya kami sampai juga di Kebun Raya Bedugul acara sudah mulai.
Acara demi acara berlalu dengan penuh keriangan, sementara ada telepon dari adik Di Semarang menanyakan sudah berangkat pulang belum?? Akhirnya setelah acara selesai kurang lebih pukul 14.00 WITA dari Bedugul kami langsung berangkat ke Semarang, waktu itu hujan turun dengan derasnya. Perjalanan tidak dapat terlalu kencang karena hujan cukup deras. Alhamdulillah di penyeberangan Gilimanuk lancar sehingga langsung tancap gas menyusuri jalan menuju Semarang. Selama dalam perjalanan selalu mendapat telepon dari adik atau kakak menanyakan sudah sampai dimana. Kemungkinan kondisi kesehatan Ibu sudah tampak memburuk dalam hati kami berdoa mudah-mudahan ibu dapat bertahan sampai kami tiba di Semarang. Waktu sudah menunjukkan kurang lebih pukul 09.30 WIB tatkala mobil kami sampai di Probolinggo. Karena kelihatan kecapaian dan ngantuk kami sarankan untuk cari penginapan/hotel untuk istirahat dulu baru esok hari dilanjutkan perjalanan. Kami mencoba mencari-cari penginapan, sampai bebrapa hotel disinggahi tidak ada kamar kosong, sampai suatu saat dapat Hotel yang masih ada kamar yang kosong dua buah. Tatkala kami sedang turun mengecek kondisi kamar, tiba tiba kami terima telepon dari Kakak (Mas purwanto) mengabarkan bahwa Ibu baru saja dipanggil Sang khalik untuk selamanya alias meninggal dunia. Spontan mulutku mengucapkan Inna lillahi wa inna illaihi rojiun. Hilang seketika rasa kantukku. Untung istri dan adik ipar perempuan masih di mobil jadi tidak mendengar pekik spontan dari mulutku. Kemudian aku berbisik pada adik ipar (Setyo) yang membawa mobil " Baru saja Ibu sudah dipanggil YMKuasa/ wafat" dan sepakat tidak memberitahukan dulu pada istriku. Adikku pun mengerti dan kantuk spontan hilang. Akhirnya saya katakan pada istriku dan adik ipar perempuan, bahwa kita nggak jadi menginap, kita langsung pulang saja pelan-pelan asal cepat sampai. Istriku menanyakan kenapa tidak jadi istirahat?? kujawab tidak, tidak cocok tempatnya kita langsung berangkat saja. kami hanya saling pandang penuh tanda tanya, barangkali istriku sudah membatin pasti ada apa-apa mungkin juga sudah ada firasat. Kami takut memberitahukan yang sebenarnya karena takut kaget dan membuat susana perjalanan menjadi terganggu padahal perjalanan masih cukup jauh. Akhirnya kami menyimpan tanda tanya selama dalam perjalanan.
Sampai akhirnya tiba waktu subuh sudah dikota Sragen, kami istirahat di POM bensin mengisi BBM dan sholat subuh. Sampai pada akhirnya istriku tanya kembali apa sebenarnya yang telah terjadi, dan akhirnya aku sampaikan bahwa Ibu telah dipanggil oleh YM Kuasa tadi malam saat kita mau cari penginapan di hotel. Raut muka Istriku sedikit pucat tapi kelihatan tabah menerima musibah ini, rupanya sudah lama menata hati agar diberikan yang terbaik buat Ibu. Lagi pula kasihan ibu terlalu lama menderita sakit. Rupanya panggilan haji ibu telah didahului oleh panggilan yang lebih besar oleh Allah Swt, yaitu menghadap kembali ke Sang Khalik untuk selamanya..... Selamat jalan Ibu.... jasamu, kasih sayangmu kan abadi sepanjang jaman.......Semoga diberikan ampunan atas semua dosa dan kesalahannya Oleh Allah SWT diterima semua amal ibadahnya, diberikan tempat yang layak di Jannatun Firdausi. Amien. Anak-anakmu, cucu-cucumu senantisa berdoa setiap selesai sholat : "rabbi firli waliwalidaya warhamhuma kama robbayani shogira"..........Ya Allah ampunilah dosa-dosa kedua orang tuaku.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar